by

Talkshow Prodi DKV Universitas IGM, Sumbo : Referensi Bacaan Itu yang Terpenting

IGMTVnews.com, PALEMBANG – Dosen Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Dr Sumbo Tinarbuko, M.Sn menjadi pemateri utama dalam talkshow yang digagas oleh Program Studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV), Fakultas Ilmu Pemerintahan dan Budaya, Universitas Indo Global Mandiri.

Dalam talkshow bertajuk “Pemikir Desain vs Tukang Desain” tersebut, Sumbo menegaskan jika sebelum membuat sebuah desain, seseorang wajib membaca terlebih dahulu. Menurutnya, DKV merupakan bagian dari bahasa. Komunikasi tidak akan berjalan jika tanpa bahasa, dan bagian dari literasi penting.

“Falsafahnya Moco, Aksoro, Wicoro. Itu yang harus dijadikan pegangan,” katanya di hadapan ratusan peserta talkshow.

Ia menegaskan, untuk mengkomunikasikan produk desain komunikasi visual, diwakili dengan simbol-simbol yang disepakati bersama. Huruf dan tipografi menjadi ujung tombak dalam menyampaikan pesan verbal dan pesan visual kepada seseorang dan sekelompok orang.

Setelah huruf dan tipografi, berikutnya adalah nirmana. Pelakunya adalah nirmaner. Nirmana menitikberatkan pada analisi unsur seni rupa dan desain. Ini terdiri dari bentuk, raut, ukuran, arah, warna, value, tekstur, dan ruang. Dan ujung dari beberapa bagian itu adalah gabungan dari semua yang telah disebutkan atau dikenal dengan kata layout.

“Pelakunya layouter. Layout merupakan sebentuk manajemen ide. Ia bertugas mendokumentasikan dan menyusun sebuah tatakelola desain atas stimulus verbal visual,” paparnya.

Menurutnya, sebuah branding harus menjadi kata kerja dan hidup dan kehidupan serta berkembang didalam jiwa raga manusia. “Brand meliputi segenap jiwa raga dari manusia itu sendiri. Brand adalah hidup dan kehidupan makluk hidup yang digerakkan segenap jiwa raga manusia. Ia bertugas sebagai panglima perang yang mengatur strategi sebuah proses hidup dan kehidupan di dunia,” jelasnya.

Sementara, Dosen Prodi DKV FIPB Universitas IGM, Bobby Halim, M.Ds menegaskan, pihaknya sengaja mengundang Dr Sumbo agar mahasiswa lebih terbuka dan semangat terjun dalam dunia DKV ini. “Tidak hamya mahasiswa, melainkan siswa dan masyarakat yang tertarik dapat memahami dan mengerti bagaimana cara kerja pemikir desain,” kata dia.

Dengan pemateri yang berkompenten di bidangnya, lanjutnya, diharap, mereka yang memiliki potensi besar kian berpeluang dan memberikan dampak yang baik di tengah tengah masyarakat Indonesia. (andhiko ta)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed