IGMTVnews.com, PALEMBANG – Upaya pencegahan penyebaran corona virus disease (covid-19) di lingkungan Yayasan Indo Global Mandiri (IGM) secara menyeluruh di semua lembaga tidak main main.
Pascakeputusan pemerintah RI, Joko Widodo yang meminta agar semua masyarakat benar benar mengantisipasi virus ini, Indo Global Mandiri segera mengambil respons cepat dengan mengeluarkan protokoler penangangan antisipasi covid-19 ini.
Sebut saja keberadaan pembersih antiseptik (hand sanitizer) di setiap titik absensi, hingga ketersediaan sabun cuci tangan. Bahkan, dalam setiap pertemuan yang berisikan dosen dan karyawan dalam jumlah lebih dari 10 orang pun, pertemuan tersebut tetap dilakukan dengan jaga jarak fisik. Kursi yang biasanya rapat, direnggangkan dengan jarak satu kursi antar setiap individu.
Begitu pula saat hendak masuk ke dalam ruangan rapat/aula. Dosen dan karyawan mengikuti rapat tersebut dicek satu persatu suhu tubuh mereka sebelum berbaur dengan karyawan lainnya. “Ini suatu prosedur kita. Setiap karyawan akan dilihat suhu tubuh mereka,” ujar Ketua Yayasan IGM, M Fadhiel Alie beberapa waktu lalu.
Ketua Yayasan Indo Global Mandiri (IGM) melakukan pengecekan suhu tubuh sebelum masuk ke dalam ruangan rapat sebagai bentuk prokoler antisipasi covid19 di lingkungan IGM. (FOTO: ANDHIKO TA/IGMTV)
Selain teknis, Universitas IGM sejak satu pekan lalu mulai menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kepada mahasiswa. Demi memutus mata rantai sebaran covid-19, mahasiswa diimbau untuk belajar di rumah (study from home). Pun begitu dengan tingkatan SD, SMP dan SMA.
Rektor Universitas IGM, Dr H Marzuki Alie, SE, MM menyebut jika wabah covid19 ini membuat perubahan pola pembelajaran. Dosen mau tidak mau harus bisa menyesuaikan diri dengan e-learning ini. “Saling bantu antara dosen untuk memberikan ilmu,” ujarnya.
Selain itu, pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini pun membuat dosen harus kian matang mempersiapkan bahannya mengingat pelaksanaannya tidak dilaksanakan di kampus. Pihaknya memastikan jika akan menerapkan pola ini ke depan.
Ia berharap untuk materi perkuliahan, dibentuk sebuah tim khusus untuk menyiapkan materi perkukiahan. Jadi tidak setiap dosen tidak menyiapkan materinya sendiri sendiri. “Team teaching menyiapkan materinya. Nanti pelaksanaannya akan dibedakan dengan forum diskusi dan membahas tentang kasus,” paparnya.
Marzuki menilai jika PJJ ini membutuhkan integritas yang tidak main main. Jangan pernah seorang dosen menganggap mereka adalah seorang bos. Selain itu, untuk kepengurusan akademik pun, lanjutnya mahasiswa jangan “dipingpong”.
“Tingkatkan rasa disiplin dan tidak melanggar aturan yang kita buat sendiri. Lakukan updgrade terhadap diri kita sendiri. Kalau ini berhasil tentunya kampus kita menjadi yang terbaik, paling tidak di Sumsel dan Indonesia,” pungkasnya. (andhiko ta)
Comment