by

BNPB RI : Indonesia jadi Negara Resiko Ancaman Tertinggi di Dunia

IGMTVnews.com, PALEMBANG – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia (RI) mengajak mahasiswa Universitas Indo Global Mandiri (IGM) untuk dapat mengenali setiap ancaman bencana alam, mengetahui masalah, mengetahui solusi serta bergerak cepat mengantisipasi timbulnya bencana tersebut.

Sebagai pemateri di hari ke dua, Selasa (6/10/2020), Kepala BNPB RI, Letjen Doni Monardo menyebut jika Indonesia merupakan negara dengan resiko ancaman tertinggi di dunia. Bahkan, sepanjang tahun 2000 – 2019, ternyata 1.222.603 korban jiwa akibat bencana alam. Jumlah ini nyaris menyamai korban akibat konflik bersenjata dengan periode waktu yang sama yakni 1.125.724 korban jiwa.

Sedangkan untuk total bencana sepanjang tahun 2020, periode Januari hingga 4 Oktober telah terjadi 2.181 bencana alam dengan korban meninggal dunia sebanyak 300 orang.

Menurutnya, Indonesia berada di tiga patahan besar, yakni Lempengan Australia, Eurasia, dan Pasifik. Kondisi ini yang kerap memicu timbulnya bencana gempa bumi, badai, banjir hingga tanah longsor. Catatan yang dimiliki BNPB RI, setidaknya pada 2018 silam, Indonesia berada di peringkat pertama dunia yang memiliki korban jiwa akibat bencana yakni sebanyak 6.240 jiwa (gempa bumi dan tsunami).

“Untuk itu, kami mengajak mahasiswa Universitas Indo Global Mandiri untuk bersama-sama bertanggungjawab, peduli serta ikut mencegah terjadinya bencana alam di negara kita ini,” kata Doni dalam pemaparannya saat pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2020 Universitas IGM – STEBIS IGM.

Menurutnya, bencana alam khususnya gempa dan tsunami merupakan peristiwa yang berulang ulang dalam rentang waktu tertentu. Dengan dampak tersebut, seharusnya sudah dilakukan antisipasi agar peristiwa serupa dapat diminimalir. Ia mencontohkan adanya pembuatan sabuk hijau di Sempadan Pantai untuk mitigas bencana tsunami di daerah Tanjung Lesung (tsunami Krakatau 2018) dan Pantai Teleng Ria Pacitan di Jawa Timur.

“Untuk Sumatera Selatan, masuk dalam kategori aman dari gempat dan tsunami. Tapi aktivitas pembakaran lahan sangat tinggi. Kita apresiasi bagi pemerintah yang telah memasang bentang alam di sekitar pantai Sumatera sebagai “benteng” penahan awal dari tsunami,” tegasnya.

Ia menegaskan dalam urusan bencana, siapapun tidak boleh terkotak kotak. Semua lapisan masyarakat harus bersatu padu karena penanggulangan bencana merupakan urusan bersama. “Kita bisa menjadi pahlawan kemanusiaan bila banyak nyawa manusia terselamatkan. Tapi kita bisa menjadi pembunuh potensial bila tidak berbuat apa – apa. Dibutuhkan kesadaran kolektif, kita jaga alam tentunya alam akan menjaga kita,” katanya. (andhiko tungga alam)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed