IGMTVnews.com, PALEMBANG – Sikap Rektor Universitas Indo Global Mandiri (IGM), Dr H Marzuki Alie, SE MM yang memfasilitasi mahasiswa Universitas IGM untuk berunjukrasa menolak Undang Undang Cipta Kerja mendapat dukungan penuh dari jutaan netizen di media sosial.
Menurut mereka, sikap tersebut masih dalam koridor yang benar mengingat setiap aksi unjukrasa tersebut beresiko adanya tunggangan dari pihak yang berkepentingan.
Dalam sejumlah cuitan di laman twitter milik @nenengmisya89 misalnya, menuliskan, tetap semangat pak, ini demi kepentingan bangsa dan negara.
Begitu pula twitter milik @YasriYurdi yang menulis, Semoga para mahasiswa dan alumni UIGM menjadi insan-insan yang kritis dan berintegritas.
Bahkan laman twitter milik @DsSupriyady menyoroti Mahasiswa dan buruh anak – anak bangsa yg sedang berjuang utk Indonesia lbh baik…masa orang gak boleh ngasih makan ? Siapapun boleh… masyarakat dijakarta yg gak ikut demo dan setuju dg perjuangan para mahasiswa dan buruh,banyak yg memberi makan dan minum utk mendukung mereka!
Marzuki Alie menyebut jika mempersilakan mereka untuk menyampaikan aspirasi, asalkan taat hukum, tidak anarki, dan taat protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Kampus juga memberikan masker dan hand sanitizer kepada mahasiswa yang hendak demonstrasi.
“Mahasiswa itu anak saya karena saya rektor, mereka mau unjuk rasa menyampaikan aspirasi. Sebagai rektor, saya punya tanggung jawab agar mereka itu taat hukum, taat prokes, dan tidak ditunggangi,” kata Marzuki Alie.
Sayangnya, pemahaman Mantan Ketua DPR ini pun dianggap negatif dari salah satu akun yang memprovokasi tindakan dirinya. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, ia meminta kepada @CCICPolri untuk segera bertindak agar tidak melebar kemana mana.
Dalam laman cuitan @marzukialie_MA, ia meminta agar @CCICPolri mhn ditangkap akun ini telah memprovokasi masyarakat. Mahasiswa itu anak2 saya krn saya rektor, mereka mau unjuk rasa menyampaikan aspirasi. Sbg rektor, sy punya tanggung jawab agar mereka itu taat hukum, taat prokes, dan tidak ditunggangi. Ini hrs ditindak. (andhiko tungga alam)
Comment