IGMTVnews.com, PALEMBANG — Dalam tiga bulan terakhir kasus positif Covid-19 di Sumsel bertambah cukup pesat.
Bahkan penambahan kasus di Januari 2021 merupakan yang tertinggi dibanding bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya mobilitas penduduk dan juga tidak terpantaunya warga yang melakukan isolasi mandiri.
Epidemiolog dari Univeritas Sriwijaya Iche Andriyani Liberty mengatakan, penambahan kasus pada bulan Januari 2021 mencapai 2.476 kasus. Ini menjadi yang tertinggi sepanjang masa pandemi melanda Sumatera Selatan. Dia membandingkan, pada Desember 2020, penambahan kasus sebesar 2.370 orang, sedangkan di November 2020, penambahan kasus sebanyak 1.627 orang.
Tidak hanya itu, Iche menjabarkan, rentang waktu per 1.000 kasus di Sumsel juga semakin pendek dimana dari 13.000 kasus ke 14.000 kasus positif Covid-19 hanya membutuhkan waktu 11 hari. Padahal dari 12.000 kasus ke 13.000 kasus positif Covid-19 membutuhkan waktu 13 hari.
Positivity rate (rasio antara tingkat pemeriksaan dengan kasus konfirmasi positif) juga masih tinggi yakni 27,68 persen. Masih jauh dari yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memberi standar 5 persen. “Fakta ini membuktikan penularan Covid-19 di Sumsel sudah semakin masif,†ucapnya.
Iche menilai, lonjakan kasus ini terjadi oleh dua hal yakni mobilitas warga yang tinggi di awal tahun dan tidak terkontrolnya orang yang melakukan isolasi mandiri. “Kita tidak tahu, apakah mereka yang melakukan isolasi mandiri sudah menjalankan peraturan secara benar,†ungkapnya.
Terbukti, dari total pemeriksaan terhadap kontak erat, 13 persen di antaranya dinyatakan terjangkit Covid-19. “Bisa jadi mereka yang terjangkit adalah yang tinggal serumah dengan orang yang sedang melakukan isolasi mandiri,†ucapnya.
Memang, lanjut Iche orang yang tidak bergejala atau dengan gejala ringan diperbolehkan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun, tidak ada yang bisa menjamin mereka menjalankannya dengan benar.
Terkait mobilitas, lanjut Iche, pada Januari ini, aktivitas warga di sejumlah fasilitas publik cenderung meningkat dibanding Desember 2020 lalu. Peningkatan terjadi di pusat-pusat retail, toko bahan makanan, pusat transportasi umum, dan tempat kerja.
Fenomena ini terjadi karena warga sudah terlanjur terbawa dalam euforia vaksinasi yang sedang berjalan. “Walau sudah ada vaksin seharusnya warga tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat,†ucapnya.
Asisten III Gubernur Sumsel Edward Juliarta menuturkan, pihaknya sedang melakukan kajian untuk membuka kembali rumah sehat, bagi pasien Covid-19 untuk menangkal meluasnya penularan. Pada Agustus 2020 lalu, Rumah Sehat ditutup sementara dengan pertimbangan menurunya kasus positif Covid-19 dan sudah tersedianya layanan di sejumlah rumah sakit di daerah. “Hasil kajian akan diserahkan segera kepada Gubenur sebagai referensi untuk mengambil kebijakan,†ucanya.
Dia berharap agar masyarakat memiliki kesadaran untuk menjalani protokol kesehatan secara benar. Nyatanya, masih banyak warga yang tidak melakukannya. “Lihat di beberapa tempat hiburan atau tempat makan di pinggir jalan masih banyak yang tidak menjalankan protokol kesehatan,† pungkasnya. (andhiko tungga alam)
Comment