IGMTVnews.com, PALEMBANG —– Universitas Indo Global Mandiri (IGM) kembali menggebrak Indonesia.
Melalui lima mahasiswa Universitas IGM, sebuah start up yang mengusung kesehatan lingkungan dan perubahan iklim berhasil meraih juara ke 5 dalam Demo Day dan Show Case yang diselenggarakan oleh Ecoxyztem (Generation Foundation).
Mengangkat startup WELOVE, delegasi Universitas IGM lebih memfokuskan dalam Industri Recycle Daur Ulang sampah botol skincare bekas pakai untuk digunakan kembali oleh perusahaan yang bersangkutan.
Kelimatnya yakni, Meta Rianti (Manajemen), Artiyas Nur’an Najmi (Manajemen), Agil Deananda (Manajemen) Faturrachman (Teknik Informatika), Ade raka Santana(Teknik Informatika)
Kepala Bagian Kemahasiswaan Biro Kemahasiswaan Alumni dan Bursa Kerja Universitas Indo Global Mandiri Try Wulandari, S.E.,M.Fin, CFP mengatakan, kompetisi ini merupakan kegiatan bisnis plan tingkat nasional. Tim WELOVE ini sebelumnya mengikuti studi independen yang diadakan oleh penyelenggara start up kampus dan berhasil lulus di tingkat nasional.
“Untuk se-Sumatera, hanya kita yang berhasil lolos dan berhak mengikuti Demo Day dan Show Case di Jakarta,” kata Wulan, Jumat (4/11/2022).
Dalam Demo Day dan Show Case tersebut, lanjutnya, WELOVE Team ini memperlihatkan produk mereka di depan investor yang sesungguhnya. Mereka mengangkat untuk mendaur ulang penggunaan sampah botol bekas pakai skin care.
“Jelas manfaatnya, selain mengurangi kuantitas sampah plastik di dunia, mereka juga membantu perusahaan skincare tersebut untuk mengantisipasi adanya pemalsuan produk mereka,” kata Wulan.
Seperti diketahui, Ecoxyztem (PT Greeneration Indonesia), sebuah venture builder buat startup yang bergerak di informasi lingkungan serta perubahan iklim (Climate Tech). Eksistensi mereka berakibat sebuah sebuah sinyal positif bagi bidang climate-tech yang ketika ini mulai tumbuh dan berkembang pada ekosistem startup di Indonesia. Ecoxyztem mencoba menyediakan asal daya insan yang berkualitas, donasi berupa venture architects buat pemodelan usaha, serta mendukung penetrasi pasar menggunakan business matchmaking, serta penggalangan pemodalan. Hal ini dianggap dapat membantu para startup buat mengurangi risiko investasi serta membantu mempertinggi agama investor yg akan berinvestasi pada startup terkait penanganan isu lingkungan, termasuk informasi krisis iklim. (andhiko tungga alam)
Comment