by

Nadiem Makarim Soal Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana, akankah Melarang Study Tour?

IGMTVnews.com, JAKARTA —– Apa kata Mendikbudristek Nadiem Makarim soal kecelakaan maut bus pariwisata di Subang yang membawa rombongan pelajar hingga tewaskan 11 orang?

Diberitakan sebelumnya bus rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Kota Depok kecelakaan terguling di Ciater Subang hingga tewaskan 11 orang. Sejumlah pengamat menggaungkan agar Study Tout dievakuasi bahkan harus dilarang.

Sementara itu Mendikbudristek, Nadiem Makariem belum bersuara soal study tout berujung duka tersebut.

Hingga Minggu (12/5/2024) pagi, korban tewas akibat kecelakaan bus pariwisata Trans Putera Fajar berjumlah 11 orang.

Dari 11 korban tewas itu, lima di antaranya adalah perempuan dan sisanya 6 korban laki-laki.

Satu dari korban tewas diketahui adalah seorang guru, yakni Suprayogi, beralamat di Parung Bingung Rt. 05/03 Desa. Rangkapan Jayabaru Kecamatan Pancoran Mas, Kabupaten Depok, Jawa Barat. Sementara itu sebanyak 15 korban mengalami luka berat dan 11 lainnya luka ringan.

Berkaca pada kasus kecelakaan bus pengangkut siswa SMK Lingga Kencana Depok, Pengamat pendidikan Ubaid Matraji mendorong agar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) mengeluarkan kebijakan melarang sekolah menyelenggarakan kegiatan study tour.

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) ini menuturkan, temuan di lapangan menunjukan bahwa study tour atau agenda sekolah yang lakukan di luar sekolah termasuk wisuda yang sifatnya memungut dana dari orang tua tidak memiliki hubungannya dengan peningkatan pendidikan.

“Itu kegiatan akal-akalan sekolah dan komite sekolah, yang kemudian dikait-kaitkan dengan kegiatan sekolah. Kenapa harus keluar sekolah, harus keluarkan dana, orang tua sampai berutang. Jadi sebenarnya wisuda, study tour itu tidak ada hubungannya sama pendidikan, sama pembelajaran,” kata dia Minggu (12/5/2024).

Menurut dia, banyak orang tua mengaku keberatan dengan dana kegiatan di luar sekolah misalkan study tour atau wisuda.

“Kemudian ada hal-hal yang tidak disangka kita ucapkan belasungkawa, tapi tolong dinas pendidikan melarang kegiatan yang tidak ada faedahnya itu,” tegas dia. Ubaid menyebut, study atau wisuda bukan kegiatan wajib sekolah yang berhubungan dengan kurikulum sekolah.

“Ini hanya program foya-foya dan tidak ada manfaatnya. Harus ada edaran dari Kemendikbud Ristek ke kepala dinas lalu ke sekolah agar melarang kegiata wisuda study tour yang memaksa dan mewajibkan itu,” jelas Ubaid. Setelah ada kebijakan tersebut diharapkan ada pengawasan ketat itu ke sekolah-sekolah. (andhiko/sumber)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed