IGMTVnews.com, PALEMBANG —– Tidak hanya dari kalangan warganet, gelombang protes terhadap kegiatan studi tur murid sekolah yang saat ini banyak menyimpang juga datang dari pengamat pendidikan.
Di antaranya datang dari seorang pengamat pendidikan bernama Cecep Darmawan, yang menyayangkan pelaksanaan kegiatan study tour yang telah banyak menyimpang.
Hal itu adalah buntut dari seringnya musibah kecelakaan yang tejadi, terutama kecelakaan maut merenggut nyawa 11 siswa SMK Lingga Kencana Depok yang terjadi baru-baru ini.
Dikutip dari berbagai sumber informasi Senin 13 Mei 2024, Cecep Dermawan pengamat pendidikan mengatakan tujuan dari kegiatan study tour saat ini bukan bertujuan akademik melainkan didominasi kegiatan wisata.
Ia menilai, sejatinya studi tur tetap penting untuk dilakukan namun tetap harus ada aspek-aspek lainnya yang harus dilakukan oleh pihak sekolah selaku penyelenggara kegiatan.
Ya kalau makna studi tur itu dianggap wisata itu yang salah, kalau itu seharusnya tidak wajib atau hanya bersifat opsional saja,” ucap Cecep Dermawan.
Selain itu, lanjut Cecep dalam kegiatan study tour tidak ada unsur paksaan dan tidak boleh ada kaitannya dengan nilai akademik ataupun jasa. Menurut Cecep, kalau study tour bertujuan untuk wisata itu hanyalah opsional dan itupun harus tetap ada pengawasan sesuai dengan SOP, ada ijin dari orang tua murid.
Serta bagaimana perijinan ke tempat-tempat wisatanya itu seperti apa seperti aman atau tidaknya tujuan tempat wisata itu dan tidak memberatkan itu tujuan wisata. Tapi, lanjut Cecep sejatinya tujuan dari studi tur itu ke tempat objek wisata tertentu yang berkaitan dengan pelajaran di lapangan yang sifatnya kulikuler.
Dan itu, masih menurut Cecep kegiatan studi tur itu memang wajib tetapi tidak harus jauh-jauh dan biayanya tidak boleh mahal sebab akan membebani orang tua murid nantinya. Seperti diketahui, ramai jadi perbincangan publik mengenai gerakan hapus kegiatan studi tur sekolah pasca tragedi maut menimpa siswa SMK Lingga Kencana Depok. (andhiko ta)
Comment