by

Plus-Minus Kuliah di Jerman, Ini Aturan SKS hingga Sistem Akademiknya

IGMTVnews.com —– Perbedaan kuliah di Jerman dan Indonesia cukup mencolok. Utamanya terkait perhitungan Satuan Kredit Semester (SKS) hingga sistem akademik yang berlaku.

Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi kamu yang berminat kuliah di Jerman. Mahasiswa Georg-August Universitat Gottingen Jerman, Boy Tri Rizky, membagikan plus-minus kuliah di Jerman.

Boy menuturkan 1 SKS di Indonesia lebih berat ketimbang 1 SKS di Jerman atau Eropa (ECTS).
“1 SKS itu setara dengan 1,7 kreditnya ECTS, ya cukup jauh lah ya,” tulis Boy dalam Instagram @boytrzky dikutip Selasa, 7 April 2025.

Selain itu, ujian tidak cuma dalam bentuk tertulis tetapi juga dalam bentuk lisan atau makalah.
“Ujian lisan itu kayak face to face sama dosen, dosen bakal nanya A-Z tentang materi yang dipelajari. Makalah itu mirip artikel ilmiah dan miniatur skripsi. Jadi harus ada aanalisisnyua juga,” papar dia.

Pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) itu menuturkan saat kuliah dan mengambil S3, bukan berarti kamu bisa dengan mudah mendapatkan gelar Profesor. Di Jerman, Profesor bukan jabatan fungsional yang semua orang bisa mendapatkannya.

“Di Jerman, Profesor itu sebuah pekerjaan yang harus dicari lowongannya. Artinya, kamu dapat menjadi profesor kalau lowongannya tersedia dan kamu harus menjalani S3 postdocs, lalu habilitasi setara S3 ke dua,” papar dia.

Sementara itu, untuk komunikasi dengan dosen tak bisa langsung jalur pribadi sebab mereka tak akan memberikan nomor telepon atau WhatsApp. Semua komunikasi melalui email yang disediakan kampus.

Meski begitu, dosen lebih terbuka dengan pemikiran mahasiswa. Mereka senang melakukan diskusi dengan mahasiswa.

“Mahasiswa tidak sependapat dengan dosen itu biasa, terus dosen di Jerman juga lebih santai,” ungkap Boy.

Selama kuliah, kamu juga memiliki kesempatan besar mengikuti pertukaran mahasiswa ke berbagai negara. Banyak program pertukaran mahasiswa seperti DAAD dan Erasmus.

“Ini adalah privilese mahasiswa Jerman. Kamu bisa pertukaran mahasiswa magang di negara eropa lainnya dan bakal dibiayai oleh Erasmus atau DAAD,” tutur dia.

Boy mengatakan kamu juga akan merasakan kebebasan akademik super tinggi. Kamu bisa memilih sendiri mata kuliah di semester berapa dan sebanyak apa.

“Bahkan bisa saja enggak ambil kelas sama sekali di satu semester. Tapi kamu harus disiplin mengatur jadwal sendiri,” tutur dia.

Di samping itu, tidak semua kampus menyediakan musala. Namun, terkait makanan, makanan halal masih mudah ditemukan.

Hal unik lainnya, setelah dosen mengajar di kelas atau tema presentasi di kelas, kebiasaan tepuk tangan adalah hal tabu. Biasanya, mahasiswa akan memukul meja.

“Enggak banyak yang tahu kalau tepuk tangan di kelas itu enggak begitu normal. Yang normal adalah tepuk meja. Gimana? Mau kuliah di Jerman?” tanya Boy. (*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed