IGMTVnews.com, PALEMBANG – Anggaran penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan berkurang Rp400 juta, dari Rp1,7 miliar menjadi Rp1,3 miliar, karena realokasi dan refokus untuk anggaran penanganan pandemi Covid-19.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori menyebut pengurangan anggaran itu diharapkan cukup, mengingat musim kemarau kali ini tak sepanjang tahun lalu.
“Tahun lalu musim kemarau mulai terjadi pada Juli dan baru berakhir November. Kalau untuk tahun ini musim kemarau diperkirakan tidak lebih dari dua bulan. Oktober sudah masuk hujan lagi,” ujar Ansori.
Selain itu, Pemprov Sumsel juga menggelontorkan dana bantuan sebesar Rp37 miliar bagi 10 daerah rawan Karhutla untuk pembelian alat tidak habis pakai. Ansori pun yakin anggaran itu akan cukup untuk penanganan tahun ini.
Ansori menyebut setiap daerah yang rawan Karhutla akan mendapatkan dana bantuan Rp2-5 miliar untuk kebutuhan pembelian alat penanganan dan pemadam kebakaran.
Sementara itu, Koordinator Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel Nuga Putrantijo mengatakan musim kemarau di provinsi itu pada tahun ini diperkirakan mulai terjadi pada Agustus.
Meski begitu, hujan dengan intensitas sedang diperkirakan masih akan turun dan diprakirakan terjadi pada Oktober.
“Hari tanpa hujan (HTH) di Sumsel didominasi dengan kriteria pendek yang berkisar 6-10 hari. HTH terpanjang terjadi di Kabupaten Ogan ilir yang mencapai 16 hari,” kata Nuga.
“Dengan ini, resiko kebakaran lahan akan lebih rendah dibanding tahun lalu karena kondisi lahan masih basah, terutama lahan gambut,” paparnya.
Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT) pun terus dilakukan karena masih adanya awan hujan. Dengan kondisi tersebut, penyemaian garam di Jambi dan Sumsel akan terus dilakukan.
Berdasarkan data BPBD Sumsel, sejak awal 2020 hingga pertengahan Juli, terdapat 226,75 hektare lahan yang terbakar. Jumlah tersebut hanya 0,05 persen dibandingkan dengan total luasan lahan yang terbakar pada 2019 lalu yakni seluas 428.356 hektare. (andhiko tungga alam)
Comment