IGMTVnews.com, PALEMBANG — Derasnya serangan teknologi yang saat ini melanda dunia menjadi sorotan utama di tengah tengah masyarakat.
Ironisnya, selain mendapatkan sisi positif, namun dampak negatif juga mengancam pola pikir khususnya generasi muda kaum muslimin. Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Bisnis Syariah (STEBIS) Indo Global Mandiri (IGM), Haviz Aravik, M.S.I, MM mengulasnya dalam bedah buku “Ghazwul Fikri; Pola Baru Menyerang Islam” yang digelar secara daring melalui aplikasi zoom meeting, Rabu (9/12/2020) lalu.
Dalam ulasannya, ghazwul fikri adalah pola baru menyerang Islam yang membahas tentang perang pemikiran yang dilakukan musuh-musuh Islam.
Buku ini hadir di tengah kegelisahan dan kegalauan penulis terhadap semakin intensif dan masifnya gerakan Ghazwul Fikri di tengah-tengah kaum muslimin, khususnya generasi muda serta demikian mudahnya media massa, yaitu situs-situs internet, televisi, radio, surat kabar, majalah, dan sebagainya menjadi kiblat dan berkiblat kepadanya lewat sarana-sarana yang diciptakan seperti fashion, fun, food, foundation, song, sinema, school, sex, maupun sport.
“Belum lagi, cap dan stigma buruk yang terus menerus ditimpahkan kepada umat Islam lainnya. Tentu saja semakin membuat virus-virus Ghazwul Fikri kian akut menyerang dan menjangkiti umat Islam,” katanya kepada IGMTVnews.com.
Dirinya sengaja memilih buku ini lantaran untuk memberikan pemahaman dan penyadaran, bahwa seluruh aktivitas kehidupan sudah dimasuki ghazwul fikri. Menurutnya, banyak orang tua yang lebih takut anaknya tidak bisa matematika ketimbang baca Al-Quran, salat dan berdoa.
“Ketika bangun tidur, banyak yang konsentrasinya langsung ke HP bukan untuk melaksanakan salat subuh, dan sebagainya. Apalagi, berbagai macam keyakinan-keyakinan yang bungkusnya seolah-olah mengajarkan kebenaran padahal pada hakikatnya salah dan bertentangan dengan agama,” katanya.
Ia menilai, saat ini, antisipasi ghazwul fikri di tengah masyarakat masih sangat lemah. Masyarakat masih banyak yang belum sadar bahwa dewasa ini, umat Islam di seluruh dunia sedang dilanda berbagai masalah. Mulai dari kemiskinan, keterbelakangan, keterpurukan, dijadikan Islam sebagai common enemy sampai perang pemikiran.
Dengan adanya buku ghazwul fikri ini, ia berharap, masyarakat menjadi sadar dan mulai peduli dengan berbagai hal yang berbau ghazwul fikri. Selain itu, masyarakat tetap waspada dan siap mengantisipasi mengingat, hingga hari ini, kajian tentang ghazwul fikri masih kalah tenar dengan kajian tentang ekonomi, perkawinan, waris, fikih dan sebagainya (andhiko tungga alam)
Comment