IGMTVnews.com, PALEMBANG — Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Senat Mahasiswa (SEMA) di sejumlah perguruan tinggi di Sumatera Selatan menggelar aksi sosial dengan melakukan penggalangan dana untuk korban pengungsian Muslim Rohingya, Bencana di Empat Lawang serta Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tergabung dalam Forum Nasional Sosial Masyarakat (Fornas Sosmas), sejumlah mahasiswa yang berasal dari Universitas Indo Global Mandiri, BEM KM Universitas Sriwijaya, BEM KM Poltekes, sejumlah Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan organisasi kemahasiswaan di Palembang turut ambil bagian dalam aksi donasi yang dipusatkan di Simpang 5 DPRD Sumatera Selatan, Sabtu, 17 April 2021 dan Minggu 18 April 2021.
Ketua SEMA Universitas Indo Global Mandiri (IGM), Okta Tri Dendi menyebut, kegiatan ini merupakan penggalangan dana dari Fornas Sosmas Wilayah Sumatera Selatan dengan koordinator BEM KM Unsri.
“Untuk donasi dalam buat uang mengingat kita berkumpul di jalanan. Mudah mudahan dengan sedikit bantuan kita dapat meringankan beban saudara kita yang terkena musibah,†katanya kepada IGMTVnews.com, Senin (19/4/2021).
Donasi ini dilatarbelangi timbulnya cuaca ekstrem dampak siklon tropis Seroja mengakibatkan sejumlah bencana terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di Kota Kupang angin kencang, banjir rob, longsor, dan gelombang pasang mendampak 2.190 jiwa, 657 rumah terdampak, 10 rumah rusak berat, dan pohon tumbang. Banjir rob juga terjadi di Kabupaten Sikka yang membuat 1.195 warga mengungsi.
Begitu pula dengan Empat Lawang. Seperti yang diketahui sebelumnya kebakaran telah terjadi di Desa Rantau Kasai Kecamatan Lintang Kanan yang menghanguskan 3 rumah, 4 rusak berat dan 4 rumah rusak ringan yang telah di data Taruna Siapa Bencana (TAGANA) Lintang Kanan.
Sedangkan Muslim Rohingya yang masih berada di Rakhine hidup terisolasi dalam ketakutan. Sejauh ini jumlah populasi etnis Rohingya di Provinsi Rakhine semakin menurun drastis hingga menjadi 40% dibanding tahun sebelumnya. Populasi Rohingya menurut UNHCR ialah 1,3 juta orang, dimana 926.000 adalah orang-orang yang tidak memiliki kewarnegaraan dan 375.000 lainnya menjadi pengungsi di negara mereka sendiri. Sejak tahun 2013 lalu, ribuan warga melarikan diri ke negara-negara Indonesia, Malaysia, dan Thailand melalui jalur laut. Pria, wanita, dan anak-anak terkatung-katung di dalam kapal tanpa kejelasan apakah daratan yang mereka tuju bersedia menerima mereka. (andhiko tungga alam)
Comment