by

Sosialisasi Instrument Akreditasi Perguruan Tinggi, Rektor UIGM : Saya Sangat Memperhatikan Persoalan Pendidikan di Indonesia

IGMTVnews.com – Bimbingan teknis, sosialisasi dan penyusunan instrument akreditasi perguruan tinggi (IAPT) yang dikembangkan dalam versi 3.0 dan Instrumen Akreditasi Program Studi 4.0 di Kampus Universitas Indo Global Mandiri (IGM), Sabtu – Minggu (25 – 26 Januari) diharapkan menjadi salah satu langkah serius untuk mendorong kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.

Rektor Universitas Indo Global Mandiri (UIGM), Marzuki Alie, Ph.D menilai jika akreditasi bagi perguruan tinggi sangat penting untuk peningkatan kualitas di mata masyarakat.

Menurutnya, banyak perguruan tinggi yang justru memiliki kesempatan meraih akreditasi namun terkendala proses penyusunan kriterianya.

“Bertolak dari inilah, bimtek terus kita lakukan. Agar setiap Perguruan Tinggi dapat memahaminya. Terus terang, saya sangat memperhatian persoalan pendidikan di Indonesia, khususnya di Sumsel. Kita duduk satu meja, sharing dan bertukar pikiran untuk sama sama belajar dan memajukan pendidikan ini,” ujarnya di sela sela Bimtek.

Banyaknya perguruan tinggi yang belum paham aturan baru akreditasi ditambah upaya sosialisasi pemerintah yang terbatas karena pendanaan, justru membuat masyarakat menjadi korban ke depannya.

Perguruan Tinggi yang belum terakreditasi tapi tetap menerima mahasiswa, tapi ijazahnya tidak laku membuat perguruan tinggi tersebut sangat disayangkan.

“Untuk itu, kita mengajak BAN PT untuk menjelaskan pentingnya APT dan APS. Perguruan tinggi bisa belajar menyiapkan instrumen akreditasi. Perguruan tinggi di Sumsel ini bagus dan berpotensi,” katanya.

Sementara, Ketua APTISI Wilayah II A,  Drs H Muhammad Helmi MS mengatakan bimtek ini didasari oleh kesadaran bahwa saat ini akreditasi baik itu perguruan tinggi maupun program studi sudah menggunakan metode baru.

Ketua APTISI Wilayah II A,  Drs H Muhammad Helmi MS (FOTO: ATA)

Yang sebelumnya menggunakan 7 standar, sekarang sudah menggunakan 9 kriteria. Kemudian basisnya dulu intput dan proses, sekarang basisnya harus berdasarkan input, proses,output dan outcame. “Jadi keluaran atau lulusannya saat ini menjadi komponen penilaian,” katanya. 

Untuk itu, APTISI menilai sosialisasi soal perubahan ini harus menyentuh lansung ke pimpinan-pinan perguruan tinggi. “Sehingga APTISI Wilayah IIA, juga didukung oleh Ketua Dewan Pengawas Aptisi yang juga Rektor Universitas Indo Global Mandiri berinisiatif memberikan bimbingan lebih teknis kepada perguruan tinggi anggota APTISI,” katanya. 

Bimtek ini dilakukan agar lebih teknis lagi mempelajari tentang cara penyusunan intrumen akreditasi perguruan Tinggi (IAPT) 3.0 dan penyusunan intrumen akreditasi program Studi (IAPS) 4.0.  “Bimtek ini diikuti 60 perguruan tinggi di wilayah II, yakni Sumsel, Bengkulu, Lampung dan Bangka Belitung. Dengan menghadirkan pembicara yang kompeten di bidangnya. Yang dipilih lansung oleh BAN PT,” pungkasnya. (andhiko ta)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed