by

Jurnal Jumat : Indonesia Ranking 5 dalam Ekonomi Syariah Global

IGMTVnews.com, PALEMBANG — Perkembangan perbankan Syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Syariah Pertama yaitu Bank Muamalat pada tahun 1991, dilanjutkan dengan lembaga keuangan non bank Syariah pada tahun 1994 yaitu PT. Takaful Indonesia sebagai asuransi Syariah pertama di Indonesia.

Setelah itu, berlanjut kegiatan di pasar modal yang berbasiskan Syariah pertama kali diterbitkan produk reksa dana Syariah oleh PT Danareksa Investment Management pada tahun 1997.

Sejak saat itu perkembangan kegiatan syariah baik lembaga bank dan non bank terus berkembang pesat sampai dengan sekarang Industri keuangan Syariah nasional selama 10 tahun terakhir mengalami pertumbuhan ke atas meskipun situasi ekonomi secara umum melambat periode tahun 2013-2015.

Pada tahun 2017 total aset industri keuangan Indonesia mencapai Rp 13.092 triliun dengan market share perbankan Syariah sebesar 8,01% naik dari angka sebelumnya dikisaran 5% akhir tahun 2016. Market share tahun 2017 ini terdiri dari 13 bank umum syariah, 21 bank unit syariah, dan 167 BPR syariah, memiliki total aset Rp 389,7 triliun atau 5,44 persen dari total aset perbankan nasional. IKNB syariah terdiri dari 59 asuransi syariah, 38 pembiayaan syariah, 6 penjaminan syariah, 10 LKM syariah dan 10 IKNB syariah lainnya, memiliki aset Rp99,15 triliun atau 4,78 persen dari total aset IKNB nasional.

Dan jumlah Sukuk Negara outstanding mencapai 56 seri atau 33,53% dari total jumlah Surat Berharga Negara outstanding sebanyak 167. Nilai Sukuk Negara outstanding mencapai Rp524,71 triliun atau 16,99% dari total nilai surat berharga negara outstanding sebesar Rp3.087,95 triliun (data OJK dalam siaran pers 2017).

Aset Industri keuangan syariah dunia berdasarkan IFSB Financial Stability Report akhir tahun 2016 tumbuh dari USD 150 Miliar diawal tahun 1990 menjadi USD 2 triliun di akhir tahun 2015, dan diprediksi akan menjadi USD 6,5 Triliun di tahun 2020 ini.

Industri keuangan syariah Indonesia memiliki karakteristik pelayanan segmen ritel berbeda dengan Malaysia yang lebih fokus pada investasi dan instrumen keuangan syariah. Akhir Desember 2016 lalu total aset keuangan Syariah Indonesia (tidak termasuk saham Syariah) mencapai Rp. 889,28 triliun atau sekitar USD 66,2 Milyar.

Strategi dan rencana pengembangan keuangan keuangan syariah di Indonesia telah dilakukan kurang lebih selama 2 dekade, berbagai observasi dan kajian yang dilakukan selama ini merupkan bagian dari usaha penguatan keuangan Syariah ditanah air walaupun kondisi sekarang masih cukup tertinggal dibandingkan dengan negara negara timur tengah dan tetangga kita Malaysia, karena negara tersebut telah terkoordinir dengan baik dengan tujuan menjadikan negara bersangkutan sebagai salah satu usaha keuangan syariah di dunia.

Namun potensi Indonesia sebagai negara muslim terbesar didunia sudah selayaknya juga bertekad menjadi pusat ekonomi dan keuangan internasional berbasis syariah, keterlibatan seluruh stakeholder dalam tujuan besar berskala internasional ini perlu dikedepankan dengan pembentukan kelompok kerja yang beranggotakan berbagai unsur dan mendengarkan aspirasi dari berbagai kalangan dalam bentuk Focus Group Discussion.

Strategi dan rencana pengembangan keuangan keuangan syariah di Indonesia telah dilakukan kurang lebih selama 2 dekade, berbagai observasi dan kajian yang dilakukan selama ini merupakan bagian dari usaha penguatan keuangan syariah di tanah air walaupun kondisi beberapa waktu lalu kita cukup tertinggal dibandingkan dengan negara negara timur tengah dan tetangga kita Malaysia, karena negara tersebut telah terkoordinir dengan baik dengan tujuan menjadikan negara bersangkutan sebagai salah satu usaha keuangan syariah di dunia.

Namun potensi Indonesia sebagai negara muslim terbesar didunia sudah selayaknya juga bertekad menjadi pusat ekonomi dan keuangan internasional berbasis syariah, keterlibatan seluruh stakeholder dalam tujuan besar berskala internasional ini perlu dikedepankan dengan pembentukan kelompok kerja yang beranggotakan berbagai unsur dan mendengarkan aspirasi dari berbagai kalangan dalam bentuk Focus Group Discussion Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 yang telah dicanangkan oleh Presiden RI Bapak Ir. H. Joko Widodo.

Dalam masterplan tersebut, pemerintah memiliki tujuan untuk menjadikan Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah terkemuka dunia melalui salah satunya peningkatan nilai dalam pengembangan industri halal.

Dan baru-baru ini telah di release laporan oleh Global Islamic Economy Indicator Score (GIEI) sebagai lembaga internasional yang diakui, menempatkan Indonesia Sebagai negara dengan peringkat ke 5 di Dunia sebagai negara dalam pengembangan keuangan syariah terbesar di dunia.dari posisi sebelumnya di peringkat 10.

Uraian di atas menggambarkan kepada kita, potensi perkembangan syariah ini telah membawa perubahan aktifitas ekonomi dunia khususnya Indonesia dan tentu diperlukan penyiapan Sumber Daya manusia yang unggul tidak hanya paham tentang keilmuan syariah tetapi juga mampu mengimplementasikan nya dalam kegiatan pengembangan ekonomi Umat secara umum.

Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Syariah IGM (STEBIS IGM) di bawah naungan Yayasan IGM hadir sejak tahun 2014, menjadi bagian dari program pemerintah untuk menyiapkan Sumber daya manusia yang kompeten dibidang syariah melalui program pendidikan formal jenjang perguruan tinggi dengan pilihan prodi Studi Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah dalam strata satu.

Ketua DPR RI 2009-2014 Dr H, Marzuki Alie, SE MM dalam kata sambutan acara kuliah umum STEBIS IGM tahun 2020, menyampaikan jika dibutuhkan ke depan untuk mendukung program pemerintah dalam pergerakan ekonomi umat adalah menyiapkan sumber daya manusia indonesia yang tidak hanya peduli dalam memenuhi hidup sendiri.

Setiap orang juga harus memiliki keilmuan yang handal khususnya dibidang syariah agar dalam memenuhi kebutuhan tidak hanya sebatas tujuan untuk mendapatkan kesejahteraan saja tetapi juga melalui suatu proses yang jauh lebih baik dan berkah sesuai dengan ketentuan dan ajaran keyakinan kita selaku umat muslim terbesar di dunia. (*)

Penulis :
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis dan Syariah (STEBIS) Indo Global Mandiri (IGM) , H Chandra Satria, SE, M.S.I

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed